Screen Shot 2020-03-14 at 14.09.28

Pertanyaan dan jawaban terkait Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di bawah merujuk pada FAQ dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) per 6 Maret 2020.

1. Apakah Coronavirus dan COVID-19 itu?

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit
infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan
Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis
baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di
Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan
penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).

2. Apakah COVID-19 sama seperti SARS?

COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga
besar coronavirus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003,
hanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka
kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (kurang dari 5%),
walaupun jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak dibanding SARS.
COVID-19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat ke beberapa
negara dibanding SARS.

3. Apa saja gejala COVID-19?

Gejala umum berupa demam ≥ 38 derajat celsius, batuk kering, dan sesak napas. Jika
ada orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut pernah
melakukan perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah merawat/kontak
erat dengan penderita COVID-19, maka terhadap orang tersebut akan
dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan
diagnosisnya. Daftar negara terjangkit dapat dipantau melalui
http://infeksiemerging.kemkes.go.id

4. Seberapa berbahaya COVID-19?

Seperti penyakit pernapasan lainnya, COVID-19 dapat menyebabkan gejala
ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Sekitar 80%
kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6
orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia
atau kesulitan bernafas, yang biasanya muncul secara bertahap. Walaupun
angka kematian penyakit ini masih rendah (sekitar 3%), namun bagi orang
yang berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada
sebelumnya (seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung),
mereka biasanya lebih rentan untuk menjadi sakit parah. Melihat
perkembangan hingga saat ini, lebih dari 50% kasus konfirmasi telah
dinyatakan membaik, dan angka kesembuhan akan terus meningkat.

5. Bagaimana manusia bisa terinfeksi COVID-19?

Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat
menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat
batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di
sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah
terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata,
hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID19. Atau bisa juga seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja
menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting
untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang yang sakit.
Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk
menentukan sumber virus, jenis paparan, dan cara penularannya. Tetap
pantau sumber informasi yang akurat dan resmi mengenai perkembangan
penyakit ini.

6. Apakah COVID-19 dapat ditularkan dari orang yang tidak bergejala sakit?

Cara penularan utama penyakit ini adalah melalui tetesan kecil (droplet)
yang dikeluarkan pada saat seseorang batuk atau bersin. Saat ini WHO menilai bahwa risiko penularan dari seseorang yang tidak bergejala COVID19 sama sekali sangat kecil kemungkinannya. Namun, banyak orang yang
teridentifikasi COVID-19 hanya mengalami gejala ringan seperti batuk
ringan, atau tidak mengeluh sakit, yang mungkin terjadi pada tahap awal
penyakit. Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan
untuk menentukan periode penularan atau masa inkubasi COVID-19. Tetap
pantau sumber informasi yang akurat dan resmi mengenai perkembangan
penyakit ini.

7. Apakah virus penyebab COVID-19 dapat ditularkan melalui udara?

Tidak. Hingga saat ini penelitian menyebutkan bahwa virus penyebab
COVID-19 ditularkan melalui kontak dengan tetesan kecil (droplet) dari
saluran pernapasan. 

8. Bisakah manusia terinfeksi COVID-19 dari hewan?

COVID-19 disebabkan oleh salah satu jenis virus dari keluarga besar
Coronavirus, yang umumnya ditemukan pada hewan. Sampai saat ini
sumber hewan penular COVID-19 belum diketahui, para ahli terus
menyelidiki berbagai kemungkinan jenis hewan penularnya. 

9. Bisakah hewan peliharaan menyebarkan COVID-19?

Saat ini, belum ditemukan bukti bahwa hewan peliharaan seperti anjing
atau kucing dapat terinfeksi virus COVID-19. Namun, akan jauh lebih baik
untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air setelah kontak dengan
hewan peliharaan. Kebiasaan ini dapat melindungi Anda terhadap berbagai
bakteri umum seperti E.coli dan Salmonella yang dapat berpindah antara
hewan peliharaan dan manusia.

10. Berapa lama virus ini bertahan di permukaan benda?

Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti berapa lama COVID-19
mampu bertahan di permukaan suatu benda, meskipun studi awal
menunjukkan bahwa COVID-19 dapat bertahan hingga beberapa jam, 
tergantung jenis permukaan, suhu, atau kelembaban lingkungan. Namun
disinfektan sederhana dapat membunuh virus tersebut sehingga tidak
mungkin menginfeksi orang lagi. Dan membiasakan cuci tangan dengan air
dan sabun, atau hand-rub berbasis alkohol, serta hindari menyentuh mata,
mulut atau hidung (segitiga wajah) lebih efektif melindungi diri Anda.

11. Apakah sudah ada vaksin untuk COVID-19?

Vaksin untuk mencegah infeksi COVID-19 sedang dalam tahap
pengembangan/uji coba. 

12. Apakah antibiotik efektif dalam mencegah dan mengobati COVID-19? 

Tidak, antibiotik hanya bekerja untuk melawan bakteri, bukan virus. Oleh
karena COVID-19 disebabkan oleh virus, maka antibiotik tidak bisa
digunakan sebagai sarana pencegahan atau pengobatan. Namun, jika Anda
dirawat di rumah sakit dan didiagnosis COVID-19, Anda mungkin akan
diberikan antibiotik, karena seringkali terjadi infeksi sekunder yang
disebabkan bakteri. 

13. Siapa saja yang berisiko terinfeksi COVID-19?

Orang yang tinggal atau bepergian di daerah di mana virus COVID-19
bersirkulasi sangat mungkin berisiko terinfeksi. Mereka yang terinfeksi
adalah orang-orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala melakukan
perjalanan dari negara terjangkit, atau yang kontak erat, seperti anggota
keluarga, rekan kerja atau tenaga medis yang merawat pasien sebelum
mereka tahu pasien tersebut terinfeksi COVID-19.
Petugas kesehatan yang merawat pasien yang terinfeksi COVID-19 berisiko
lebih tinggi dan harus konsisten melindungi diri mereka sendiri dengan
prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat. 

14. Siapa yang lebih rentan terinfeksi coronavirus, orang yang lebih tua atau orang yang lebih muda?

Tidak ada batasan usia orang-orang dapat terinfeksi oleh coronavirus ini
(COVID-19). Namun orang yang lebih tua, dan orang-orang dengan kondisi
medis yang sudah ada sebelumnya (seperti asma, diabetes, penyakit
jantung, atau tekanan darah tinggi) tampaknya lebih rentan untuk
menderita sakit parah. 

15. Bagaimana membedakan sakit akibat infeksi COVID-19 dengan influenza biasa?

Orang yang terinfeksi COVID-19 dan influenza akan mengalami gejala
infeksi saluran pernafasan yang sama, seperti demam, batuk dan pilek.
Walaupun gejalanya sama, tapi penyebab virusnya berbeda-beda, sehingga
kita sulit mengidentifikasi masing-masing penyakit tersebut. Pemeriksaan
medis yang akurat disertai rujukan pemeriksaan laboratorium sangat
diperlukan untuk mengonfirmasi apakah seseorang terinfeksi COVID-19.
Bagi setiap orang yang menderita demam, batuk, dan sulit bernapas sangat
direkomendasikan untuk segera mencari pengobatan, dan memberitahukan
petugas kesehatan jika mereka telah melakukan perjalanan dari wilayah
terjangkit dalam 14 hari sebelum muncul gejala, atau jika mereka telah
melakukan kontak erat dengan seseorang yang sedang menderita gejala
infeksi saluran pernafasan.

16. Berapa lama waktu yang diperlukan sejak tertular/terinfeksi hingga muncul gejala? 

Waktu yang diperlukan sejak tertular/terinfeksi hingga muncul gejala
disebut masa inkubasi. Saat ini masa inkubasi COVID-19 diperkirakan
antara 1-14 hari, dan perkiraan ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai
perkembangan kasus.

17. Amankah jika kita menerima paket barang dari China/negara lain yang melaporkan virus ini?

Ya, aman. Orang yang menerima paket tidak berisiko tertular virus COVID19. Dari pengalaman dengan coronavirus lain, kita tahu bahwa jenis virus
ini tidak bertahan lama pada benda mati, seperti surat atau paket.
 

18. Apakah sudah ada pembatasan untuk bepergian ke China dan negara terjangkit lainnya?

Sejak 5 Februari 2020, Indonesia telah memberlakukan pembatasan
perjalanan ke Cina berupa penghentian sementara penerbangan dari dan ke
Cina. 
Pada tanggal 5 Maret 2020, Indonesia juga memberlakukan pelarangan
transit atau masuk ke Indonesia bagi pelaku perjalanan yang dalam 14 hari
sebelumnya datang dari wilayah berikut: 
  • Iran: Tehran, Qom, Gilan
  • Italia: Lombardi, Veneto, Emilia Romagna, Marche dan Piedmont
  • Korea Selatan: Kota Daegu dan Propinsi Gyeongsangbuk-do 

19. Berapa banyak orang yang telah terinfeksi dan negara mana yang sudah ada kasusnya?

WHO secara ketat memantau situasi terkini dan secara teratur menerbitkan
informasi tentang penyakit ini. Informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini
dapat dilihat melalui: 
  1. https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019 atau
  2. http://infeksiemerging.kemkes.go.id/category/situasi-infeksiemerging/info-corona-virus/

20. Bagaimana cara mencegah penularan virus corona?

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah tertularnya virus ini
adalah: 
  1. 1) Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan
    sistem imunitas / kekebalan tubuh meningkat.
  2. 2) Mencuci tangan secara teratur menggunakan air dan sabun atau handrub berbasis alkohol. Mencuci tangan sampai bersih selain dapat
    membunuh virus yang mungkin ada di tangan kita, tindakan ini juga
    merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah. Sekitar 98%
    penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Karena itu, menjaga
    kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.
  3. 3) Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau
    lengan atas bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).
  4. 4) Hindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum.
  5. 5) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan
    menyentuh banyak hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita
    menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang
    terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.
  6. 6) Gunakan masker penutup mulut dan hidung ketika Anda sakit atau saat
    berada di tempat umum.
  7. 7) Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah
    dengan benar, lalu cucilah tangan Anda.
  8. 8) Menunda perjalanan ke daerah/ negara dimana virus ini ditemukan.
  9. 9) Hindari bepergian ke luar rumah saat Anda merasa kurang sehat,
    terutama jika Anda merasa demam, batuk, dan sulit bernapas. Segera
    hubungi petugas kesehatan terdekat, dan mintalah bantuan mereka.
    Sampaikan pada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya Anda pernah
    melakukan perjalanan terutama ke negara terjangkit, atau pernah
    kontak erat dengan orang yang memiliki gejala yang sama. Ikuti arahan
    dari petugas kesehatan setempat.
  10. 10) Selalu pantau perkembangan penyakit COVID-19 dari sumber resmi dan
    akurat. Ikuti arahan dan informasi dari petugas kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat. Informasi dari sumber yang tepat dapat membantu
    Anda melindungi dari Anda dari penularan dan penyebaran penyakit ini.

21. Apakah saya harus selalu menggunakan masker?

Pemakaian masker hanya bagi orang yang memiliki gejala infeksi
pernapasan (batuk atau bersin), mencurigai infeksi COVID-19 dengan gejala
ringan, mereka yang merawat orang yang bergejala seperti demam dan
batuk, dan para petugas kesehatan.
Cara yang paling efektif untuk melindungi diri dan orang lain dari penularan
COVID-19 adalah mencuci tangan secara teratur, tutup mulut saat batuk
dengan lipatan siku atau tisu, dan jaga jarak minimal satu meter dari orang
yang bersin atau batuk. 

22. Haruskan saya khawatir terhadap penyakit COVID-19 ini? 

Jika Anda tidak berada di wilayah terjangkit COVID-19, atau jika Anda tidak
melakukan perjalanan dari salah satu wilayah tersebut, atau tidak
melakukan kontak dekat dengan seseorang yang memiliki gejala COVID-19
atau merasa kurang sehat, kecil kemungkinan Anda untuk tertular COVID19. Namun, dapat dimengerti bahwa Anda mungkin merasa stres dan cemas
tentang situasi yang terjadi saat ini. Tetaplah tenang dan jangan panik.
Carilah informasi yang benar dan akurat tentang perkembangan COVID-19
agar Anda mengetahui situasi wilayah Anda dan Anda dapat mengambil
tindakan pencegahan yang wajar.
Jika Anda berada di wilayah terjangkit COVID-19, Anda harus serius
menghadapi risiko tersebut. Selalu jaga kesehatan dan perhatikan informasi
dan saran dari pihak kesehatan yang berwenang.

23. Dalam kondisi sudah ada kasus di Indonesia, apakah aman bagi saya untuk bepergian?

Tentu saja aman, namun tetap memperhatikan kesehatan dan kebersihan
diri. Pakailah masker jika Anda kurang sehat atau berada di kerumunan,
selalu cuci tangan setelah memegang benda atau berjabat tangan.

24. Saya akan bepergian ke luar negeri karena urusan mendesak, apakah saya bisa memperoleh Surat Keterangan Bebas COVID-19? Di mana? 

Untuk kondisi saat ini, seseorang belum bisa diberikan surat keterangan
bebas COVID-19, karena kita tidak pernah tahu apakah dia pernah kontak
dengan orang yang sakit COVID-19. 

25. Bagaimana situasi terkini di Indonesia?

Situasi perkembangan penyakit COVID-19 di Indonesia dapat dipantau
melalui laman website http://infeksiemerging.kemkes.go.id atau melalui Akun Resmi LINE Siaga
 https://line.me/ti/p/@linesiaga

26. Di mana bisa mendapatkan media edukasi, informasi, dan situasi perkembangan COVID-19?

Informasi tentang media KIE atau situasi perkembangan COVID-19, dapat
diakses melalui:

  • Halo Kemenkes : 1500567
  • Hotline Emergency Operation Center (EOC):
    119 atau (021) 5210411 atau 081212123119
  • Twitter : @KemenkesRI
  • Facebook : @KementerianKesehatanRI
  • Instagram: @kemenkes_ri
  • Website : www.who.int,
    www.infeksiemerging.kemkes.go.id,
    www.sehatnegeriku.kemkes.go.id
  • Akun Resmi LINE Siaga: https://line.me/ti/p/@linesiaga